Petrokimia Gresik mendorong kebangkitan UMKM untuk penguatan ekonomi nasional pasca pandemi covid 19 melalui program Muda Business Competition (MMBC) 2022. MMBC 2022 merupakan program pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) ini telah memasuki penjurian final secara hybrid, Senin (20/6/2022) silam. Direktur Utama Petrokimia Gresik(PG), Dwi Satriyo Annurogo menyampaikan, UMKM memiliki peranan strategis sebagai pilar perekonomian Indonesia yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi berbasis kerakyatan.
"Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Petrokimia Gresik salah satunya berfokus pada pendanaan dan pendampingan UMKM, termasuk program MMBC ini,” ujar Dwi Satriyo dalam pernyataannya, Kamis(23/6/2022). MMBC yang diselenggarakan kali pertama dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke 50 Petrokimia Gresik ini menyasar dua segmen peserta. Pertama, Mitra Kebanggaan (Mangga) Muda yang diperuntukkan bagi mahasiswa aktif, serta Mangga Madu bagi istri karyawan Petrokimia Gresik. Melalui program Mangga Muda, Petrokimia Gresik ingin mendorong generasi muda untuk meningkatkan jiwa entrepreneur yang profesional, sekaligus memberikan akses permodalan dan pembinaan bagi generasi muda dalam mengembangkan usahanya.
“Berwirausaha di usia muda membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang cukup. Melalui kegiatan ini, selain dapat menambah pengalaman diharapkan dapat memperluas networking para peserta untuk meningkatkan kinerja usahanya,” ujar Dwi Satriyo. Sedangkan dalam program Mangga Madu, Petrokimia Gresik ingin mengoptimalkan potensi perempuan untuk menjadi entrepreneur, dimana perempuan dikenal mempunyai keunggulan multitasking dalam mengerjakan dua atau lebih pekerjaan sekaligus. “Ini juga menjadi persiapan dini untuk bekal saat pensiun nanti, terutama bagi para istri yang memiliki usaha sendiri. Sehingga dapat meningkatkan peran perempuan sebagai pilar ekonomi keluarga,” ujarnya.
Dalam tahapan final ini, masing masing Mangga Muda dan Mangga Madu menyisakan sepuluh tim yang terbagi ke dalam dua sub kategori, yaitu creative sociopreneur dan agro sociopreneur. Kategori creative sociopreneur merupakan kompetisi untuk pelaku usaha di bidang kreatif seperti fashion, food and beverages, furniture, automotive dan photography. Sedangkan agro sociopreneur fokus pada bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.
Sederet ahli dan pelaku usaha di berbagai bidang hadir sebagai dewan juri di setiap kategori. Untuk kategori agro sociopreneur antara lain Budi Wahju Soesilo (Direktur Keuangan dan Umum Petrokimia Gresik), Prof. Dr. Christina Whidya Utami, M.M., CLC., CPM (Wakil Rektor Universitas Ciputra), Teuku Wisnu (Aktor & Pengusaha), Jonathan Alden (Chef), dan Hendy Setiono (Founder Baba Rafi Enterprise Holding Company). Sedangkan dewan juri untuk kategori creative sociopreneur antara lain Panji Winanteya Ruky (Direktur Transformasi Bisnis Pupuk Indonesia), Prof. Wawan Dhewanto, S.T.,M.Sc.,Ph.D. (Guru Besar Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB), Nurul Haromaini Ali (Ketua Dewan Kerajinan Nasional Kabupaten Gresik), Linda Anggrea (Chief Executive Officer Button scarves), dan Intan Avantie (Fashion Designer). Wakil Rektor Universitas Ciputra, Prof. Dr. Christina Whidya Utami sekaligus Dewan Juri menyampaikan bahwa, seorang entrepreneur itu bisa diedukasi, dan MMBC ini merupakan salah satu media mencetak entrepreneur yang inovatif.
“Saya mengapresiasi inovasi para finalis yang menjadikan bisnisnya sustainable. Semoga menginspirasi,” ujar Prof. Christina. Pemenang masing masing kategori akan mendapatkan hadiah total Rp 75 juta dan pendanaan usaha total senilai Rp 3 miliar. Dimana pemenang akan diumumkan pada tanggal 2 Juli 2022 dalam acara Mangga Hybrid Expo dan selanjutnya mengikuti Inkubasi UMKM untuk menjadi Petrokimia Gresik School of Business and Management. Dwi Satriyo mengungkapkan MMBC ini merupakan upaya untuk memperkuat strategi bisnis para Mangga (Mitra Kebanggaan) Petrokimia Gresik, mengingat saat ini seluruh sektor kehidupan, termasuk ekonomi menghadapi perubahan yang sangat cepat, mulai dari globalisasi, industri 4.0 yang diikuti dengan disruption era, dan selanjutnya pandemi Covid 19.