Siapa sangka Indonesia memiliki brand lokal yang memiliki kualitas terbaik dan mendunia. Adalah Roro Kenes, brand lokal asal Semarang yang menggunakan konsep anyaman khas Indonesia. Brand ini didirikan oleh Syanaz Nadya Winanto Putri pada tahun 2014.

Tidak hanya dari Sabang sampai Merauke, produk Roro Kenes telah merambah ke pasar internasional. Sebut saja Singapura, Malaysia, Hongkong Taiwan hingga Jepang. "Produk mengeksplorasi teknik anyaman nusantara dan diaplikasikan kepada media kulit dan juga media tenun," ungkapnya pada acara kolaborasi Kementerian PPPA dengan Harian Kompas, Gelar Inspirasi Perempuan Fest 2022, Sabtu (17/12/2022).

Selain itu, Syanaz menyebutkan jika 85 persen bahan baku yang digunakan berasal dari Indonesia. Usaha ini pun turut memberdayakan perempuan Indonesia sebagai pekerja. Lahirnya brand lokal Roro Kenes ini berawal dari kesukaan Syanaz pada produk tas.

Perhatiannya pun tercekat pada salah satu tas merek Italia yang terkenal dengan teknik anyamannya. "Nah kemudian ada satu merek dari Italia, mereka pakai anyaman dan harganya minimal Rp 20 juta. Ketika saya minta suami, tolong belikan dong. Suami saya bilang begini tega kamu," kisahnya. Kemudian ia pun melihat produk mirror one atau KW dari tas tersebut.

Meski bukan produk original, harganya tas tersebut terbilang masih mahal yaitu Rp 1,5 juta ke atas. "Kemudian ayah saya memantik seperti ini. Beli gampang, bikin susah. Kamu bisa bikin atau hanya beli saja," paparnya lagi. Ia pun menjadi termotivasi untuk membuat tas dengan kualitas yang sama, asal Indonesia.

Syanaz pun memberanikan diri untuk meminjam uang Rp 30 juta pada sang suami sebagai modal awal. Ia lalu melakukan riset dengan mengunjungi pabrik kulit di daerah Jawa Tengah. Dari riset tersebut, ia pun mengetahui jika anyaman ternyata sudah menjadi budaya Indonesia semenjak ratusan tahun lalu.

"Sayang ketika tas berkualitas keingatan lari ke arah merek Italia tadi. Padahal kita punya tekniknya dan bisa melakukan. Kenapa tidak mengeksplorasinya," ucap Syanaz. Kemudian dalam riset tersebut, Syanaz menemukan bahwa kualitas pabrik kulit di Indonesia tidak kalah saing. Bahkan beberapa brand luar negeri memesan kulit dari pabrik di Indonesia.

Tidak sampai di sana, ia pun membelitas dengan kualitas KW satu, kemudian membongkarnya. "Untuk tahu teknis seperti apa, saya allhamdulillah menemukan penjahit yang mempunyai idealisme sama seperti saya dan kemudian bisa bereksplorasi," katanya lagi. Setelah delapan bulan melakukan penelitian dan observasi, akhirnya Roro Kenes pun launching di tahun 2014.

Respon dari masyarakat pun terbilang bagus, hingga mendapatkan perhatian dari pemerintah kota Semarang. Oleh pemerintah kota Semarang, diajak mengikuti acara kerajinan di Jakarta. Respon yang didapat pun bagus hingga produksi terus berlanjut sampai sekarang. Seiring berjalannya produksi Roro Kenes kini mementingkan konsep sustainabilty.

Beberapa upaya menerapkan konsep ini pertama, memperhatikan limbah yang dihasilkan Roro Kenes. Pihaknya berusaha untuk membuat produk long lasting. Sehingga produk dari Roro Kenes bulan fast fahsion dan tidak menambahi sampah atau limbah pada bumi.

"Kemudian berusaha mengekplorasi lokal. Kami berusaha menerapkan kesetaraan gender pada industri yang kami bangun, baik dari rumah Kenes sampai pekerja lepas," pungkasnya. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *